Setelah dicoba, ternyata Clifton 8 kurang cocok untuk doi, terutama saat lari. Ada yang pegel gitu teuing dimananya. Jadilah melirik sepatu yang murah namun berkualitas, ternyata ada banyak brand lokal yang bisa jadi pilihan, ampe pusing!
Wajib Fit Test di Online Store
Sebelum beli Hyperglide 1.4 ini saya udah beli sepatu lain sebenernya, Diadora yang murah meriah, tapi fittingnya terlalu ngepas, alhasil bikin ujung kaki cidera, ini terjadi kalau dipake longrun 7km+ atau jalan di 30m+, kalau lari 5km atau 30 menitan, oke saja.Gamau hal yang sama terulang maka kami perhatikan betul-betul di offline store, beragam sepatu dicoba dan tentunya merk lokal, dan pilihan kami sama-sama jatuh di Ortuseight, saya pilih Hyperglide 1.4 dan istri mau Hyperblast 2.0, tapi ukuran doi termasuk langka dan ini jadi cerita panjang buat dapetinnya.
Baik, tanpa banyak basa basi lagi, ini dia penampakan ortuseight hyperglide 1.4 setelah pemakaian di 500KM
Penampakan Ortuseight Hyperglide 1.4 Setelah 500KM
Kondisi tampak di 85%, terlihat cat yang mulai terkelupas di bagian lekukan, kain insolenya juga keliatan udah mulai kegulung. Hanya dari segi estetika, namun fungsi masih enak banget dipake.![]() |
Tampak Samping |
![]() |
Tampak Depan |
![]() |
Tampak Atas |
![]() |
Tampak Bawah (Outsole) |
Tracking Kilometer Sepatu
Saya menggunakan strava, jadi bisa nge-tracking kilometer yang sudah ditempuh oleh sepatu saya. Sekaligus saya kasih catatan tanggal pembeliannya sehingga saya tahu berapa lama usia sepatu tersebut.![]() |
Strava Gear |
Saya juga pisahin antara tracking-an berjalan dengan berlari, hehe. Biar lebih rapih saja. Menurut saya juga mekanik berjalan dengan berlari lumayan berbeda dan efeknya tentu berbeda di pemakaian sepatu.
Kalau berjalan, gesekan di rearfoot cenderung lebih banyak, jadi lebih cepat mengikis outsole sepatu di bagian belakang sisi luar, seperti terlihat di gambar.
Simpulan
Oh ya, Ortuseight Hyperglide 1.4 di atas, harganya saya beli Rp508.000,-. Worth dan tergolong awet banget bagi saya. Tentunya ini dipengaruhi beberapa faktor ya seperti medan yang dilalui dan bagaimana mekanisme si penggunanya. Sepatu ini hampir sebagian besar melalui jalan aspal/beton, beberapa kali jalanan hujan/gerimis/becek.
... yang terakhir menurut saya, mungkin yg jadi kekurangan dari kebanyakan sepatu Ortuseight adalah outsolenya yang cenderung tipis. Padahal saya yang tipe berlarinya sangat minim melakukan gesekan sepatu ke tanah.
Nanti kalau udah terkikis banget rencananya saya mau repair saja, sayang, hehe. Mau berkiblat juga ke orang-orang yang "pakai sesuatu tuh bener-bener harus sampai habis nilai pakainya".
Jadi.. engga nambah limbah!
0 comments:
Post a Comment
Berkomentarlah dengan bijak